Sebagai upaya untuk mengembangkan kemampuan literasi, MI Darun Najah II menggelar pelatihan menulis puisi pada Kamis (19/12/2024). Pelatihan yang diselenggarakan di aula madrasah ini diikuti oleh 99 siswi kelas 4, 5, dan 6.

Kegiatan ini diinisiasi oleh Kepala MI Darun Najah II, Majidatul Himmah, yang memberikan dukungan penuh terhadap acara tersebut. Dalam sambutannya, Majidatul menyampaikan, "Pelatihan menulis puisi ini diharapkan dapat memberikan inspirasi bagi siswi-siswi kami untuk mengembangkan bakat menulisnya. Menghasilkan karya tulis penting dilakukan agar kita bisa meninggalkan sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain di kemudian hari."

Kegiatan ini menghadirkan narasumber yang kompeten, yaitu Syafaat, Ketua Lentera Sastra, yang terkenal dengan karya-karyanya dalam bidang puisi dan sastra, dan Maulana Affandi, Pemimpin Redaksi Penerbit Lintang dan Media Sastrawacana.

Syafaat memberikan materi dasar-dasar penulisan puisi serta berbagai teknik dan trik dalam menulis puisi, serta menjelaskan pentingnya sastra dalam menyampaikan pesan dengan cara yang indah dan penuh makna. Syafaat juga mendorong para peserta untuk tidak takut bereksperimen dengan kata-kata dan menggunakan imajinasi mereka.

Sedangkan Affandi memberikan bimbingan siswi untuk mulai praktik menulis puisi dengan mengajak mereka dalam menentukan tema dan pemilihan diksi sesuai dengan keinginan dan kreatifitas masing-masing. Hanya dalam beberapa menit, beberapa siswi sudah dapat menyelelesaikan puisi bertema Sahabat. Meskipun masih  dengan gaya bahasa yang cukup sederhana, akan tetapi ini menjadi hal yang luar biasa dengan mengingat mereka penulis pemula yang masih belia.

Pelatihan ini diharapkan dapat menjadi langkah awal bagi para siswi MI Darun Najah II untuk mencintai dan menggali lebih dalam dunia sastra, terutama puisi, sebagai media untuk mengekspresikan perasaan dan ide-ide mereka.

Selain menulis puisi, siswi juga diberikan pendampingan oeh Syafaat untuk membantu siswi dalam lomba menulis Surat Untuk Bupati, Syafaat memberikan bimbingan kepada para siswi tentang cara menyusun surat yang baik dan menarik. “ Menulis surat bukan hanya soal tata Bahasa yang benar, tetapi juga bagaimana kita menyampaikan isi hati dengan jujur dan sopan. Surat-surat kalian akan menjadi jembatan komunikasi dengan pemimpin daerah.” Ujar Syafaat. Dalam pendampingan tersebut, Syafaat juga memberikan contoh kalimat pembuka dan penutup yang efektif. Ia mendorong siswi untuk berani menuliskan apa yang mereka pikirkan dan rasakan tanpa takut salah.

Diakhir kegiatan, seluruh surat yang telah ditulis siswi dikumpulkan untuk dikirimkan ke Jawa Pos Radar Banyuwangi. Surat-surat tersebut diharapkan dapat memberikan inspirasi bagi pemerintah daerah dalam menjalankan program-program yang lebih inklusif dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat, khususnya di lingkungan Pendidikan madrasah. (Majid)