Page 44 - Petualangan Penaku
P. 44
rasanya aku ingin menggendong dan menciumnya. Setelah 15
menit berbincang kami di sediakan makan siang, wah pas
banget, pas perut kami sudah lapar lagi setelah sarapan di
Gumitir tadi pagi. Menu yang di sajikan sederhana tapi
rasanya nikmat dan maknyus, ada pecel dan bakso, kami
anak-anak kecil langsung menyerbu bakso. Alhamdulillah,
setelah semua kenyang, nenek berpamitan untuk meneruskan
perjalanan.
Setelah berpamitan nenek mengajak ke rumah paman
kami, paman Ma’ruf namanya. Entah jember mana alamatnya,
rumah paman Ma’ruf ini satu jam perjalanan dari rumah
paman Dhofir, Paman ma’ruf kaget dan bahagia, setelah lama
kami tak pernah bertemu tiba-tiba kami serombongan datang
tanpa memberi kabar dahulu. Kedatangan kami disambut
hangat oleh paman Ma’ruf sekeluarga. Kopi dan teh panas
langsung keluar dari dapur, ada juga dua piring kue. Tidak
butuh waktu lama semua sajian sudah kami habiskan,
masyaAlloh…kami semua merasa senang karna rasa kangen
kami sudah terobati.
Perjalanan selanjutnya kami menuju ke kota Balung
Tutul, di Balung ini kami mengunjungi saudara saudara dari
nenek, ada Mbah Sutini Mbah Qomari dan beberapa saudara
yang tak ku hafal namanya. Pertama kami mengunjungi rumah
Mbah Sutini, ternyata Mbah Sutini baru saja mengadakan
pesta pernikahan putrinya Tante Niken namanya. Tampak
pentas dan terob belum di bongkar. Keluarga Mbah Sutini
menyambut kedatangan kami dengan suka cita. Setelah
berbincang-bincang sebentar, kami pamit untuk menunaikan
sholat ashar, karena waktu sudah menunjukkan pukul 15.00.
Kami sholat di musholla dekat rumah mbah Qomari. Setelah
selesai sholat kami langsung mampir di rumah mbah Qomari.
30