Jika biasanya peringatan Sumpah pemuda dilaksanakan dengan Upacara bendera, MI Darun Najah II Tukangkayu Banyuwangi menyajikan peringatan Sumpah Pemuda dengan cara yang berbeda, yakni dengan mengadakan pentas seni yang bertajuk GEBYAR SUMPAH PEMUDA dan BULAN BAHASA, kegiatan ini diisi dengan lomba Baca Puisi, lomba menyanyikan lagu daerah, lomba yel-yel, mengenalkan pakaian adat, serta bahasa daerah. Saat kegiatan berlangsung para guru dan siswi harus mengenakan pakaian daerah yang Islami,


Kegiatan ini terselenggara berawal dari keprihatinan para guru yang melihat siswi lebih mengenal hal-hal yang berbau Korea, mulai dari bahasa sehari-hari, gaya berpakaian, makanan, dan bahkan mereka sangat mengidolakan K-POP yang dengan mudah mereka akses melalui gadget. Hal inilah yang menjadi tantangan bagi para guru untuk menjadikan siswi lebih mengenal dan mencintai Budaya Daerah yang ada di Indonesia. Sehingga harus mengemas kegiatan yang menarik menyenangkan, tetapi juga menjadikan siswi mencintai budaya Indonesia. Gebyar Sumpah Pemuda ini dianggap sebagai kegiatan yang lebih tepat, karena dapat  menumbuhkan kratifitas siswa, keberanian siswa tampil di atas pentas, dan yang lebh penting kegiatan ini dapat mengenalkan dan menumbuhkan rasa cinta pada budaya Indonesia.


Kegiatan ini mendapat sambutan luar biasa dari wali murid, mereka berusaha menjadikan putrinya tampil terbaik dan tercantik dengan memberikan busana dan dandanan yang maksimal, beberapa wali murid juga melatih siswi yel-yel di kelasnya serta pengurus komite yang seharian menghias pentas untuk kegiatan tersebut.  Saat kegiatan berlangsung, siswi sangat bersemangat mengikuti kegiatan Gebyar pentas seni, karena dalam kegiatan ini semua siswi ikut serta berperan di atas pentas. Selain itu, karena sudah hampir 2 tahun tidak ada kegiatan apapun yang dilaksanakan di madrasah karena pandemi Covid 19, Sehingga siswi merasa mempunyai kesempatan untuk berekspresi saat di pentas ini.

Tentunya kegiatan ini juga tetap menerapkan protokol kesehatan. Dan yang lebih membanggakan adalah semua siswi menggunakan busana daerah yang Islami (Majidah)